Cintai Allah; Cintai yang Dicintai Allah
Atas kata yang tak sempat terucap, rindu yang tak sempat
terlisan,
kugantikan dengan maaf lewat doa, walau dalam sunyi
kupanjatkan.
Menahan hati memang menyiksa, tapi lebih baik ketimbang
dosa,
karena seringkali sabar itu diuji paling keras saat harus
diamkan rasa.
Aku hanya manusia biasa, lemah dan mungkin terluka.
Tapi tak mengapa, waktu akan membawaku terbiasa, karena tak
semua hal yang kuinginkan harus jadi kenyataan.
Penantian, Pengorbanan, juga suatu kebaikan dan pelajaran.
Dari kegagalan aku belajar berharap.
Dari penantian kesabaran kuserap.
Dari kekecewaan doaku menetap.
Dari kekhawatiran sujudku meratap.
Aku belajar melepaskan yang memang tak kumiliki.
Lalu mengais kenangan untuk menemukan arti demi arti.
Hidup siapa yang sempurna?
Mungkin takkan pernah ada.
Bagiku, mendekati sempurna, jika bisa menemukan makna.
Begitulah aku jadi sepenggal bab kehidupan bagimu, cerita
sampingan.
Kita tak meminta untuk mengawali, namun kita tutup dengan
ketaatan.
Yang meminta ketaatan akan mendapatkannya walau
kesendirian.
Karena percuma bila berdua namun ketaatan jauh dari
kehidupan.
Engkau dan aku pasti akan mati,
tapi ada yang Maha Hidup,
Allah.
Cintailah Allah.
Cintalah yang dicintai Allah.
Itulah makna indah.
Komentar
Posting Komentar