PEMBUNUHAN
PEMBUNUHAN
Apa
yang terlintas di benakmu ketika mendengar kata ini? Apakah sebuah upaya
menghilangkan kehidupan makhluk yang bernyawa? Ataukan sebuah tindakan kejahatan
yang harus dibalas dengan tindakan yang serupa atau dipertanggungjawabkan
dengan hukuman yang sepadan?
Aku
ingin melihat hal ini dari sudut pandang yang sedikit berbeda. Bagiku, ini
adalah sebuah bentuk sikap. Sikap egois seorang manusia. Manusia yang
memposisikan diri seolah ia adalah pusat pengendali segalanya. Manusia yang
seolah ia adalah sumber dari segala kebenaran, dimana prinsip, pandangan hidup
dan segala yang bersumber darinya adalah benar.
Sungguh
sebuah sikap yang sangat berbahaya. Sikap yang mampu memicu sebuah
penghianatan, mendorong seseorang untuk menjatuhkan kawan ataupun lawan,
menciptakan permusuhan bahkan melahirkan dendam mendalam.
Sikap
inilah yang aku sebut dengan tindakan Pembunuhan. Sebuah tindakan yang bukan
bermakna sebagai sebuah tindakan untuk mengakhiri hidup seseorang
dengan cara menghilangkan nyawa, melainkan bermakna sebagai sebuah
blokade – penutupan, tindakan pencemaran nama baik, sikap buruk sangka, aksi
menuding yang bukan-bukan, upaya memutus jalur rizki ataupun tindakan
menghalangi usaha. Siapapun yang berhadapan dengan manusia seperti ini pasti
akan merasa hidupnya paling menderita, bebannya paling berat dan dunianya
hancur.
TIDAK!!!
Hilangkan jauh-jauh pikiran
seperti itu. Hapus persepsi buruk dari pikiran kita. Ciptakan afirmasi untuk
menghindarkan kita dari perusakan diri karena manusia dengan sikap seperti ini
sejatinya adalah sebuah ujian bagi kita yang sedang menempa diri untuk menjadi
hebat.
Kita
memiliki semua kehebatan dalam diri kita karena Allah sesungguhnya telah
menganugrahkanya. Manfaatkan keadaan ini sebagai sarana untuk melatih diri.
Maksimalkan Potensi Sabar dengan senantiasa berbaik sangka. Optimalkan Kejernihan
Nurani dengan akal yang luas dan kebijaksanaan yang tinggi.
Bagiku
kebahagiaan dan keterpurukan itu berdampingan. Keduanya adalah pilihan. Kita
sepenuhnya-lah yang berperan menghadirkan rasa itu dalam hidup kita. Kita juga
yang sepenuhnya berhak dan mampu menentukan rasa mana yang ingin kita hadirkan
dalam hipup kita.
Pililah
kebahagiaan. Fokuslah pada rasa itu. Dan abaikan rasa lainnya. Rasa yang kita
abikan itu dengan sendirinya akan memudar dan hilang.
Bahagialah
untuk dirimu sendiri.
Bahagialah Tanpa Mengambil Kebahagiaan Orang Lain. Itulah Kebahagiaan Sejati.
Bali, June 28, 2020
Agustina
Komentar
Posting Komentar